Written by MELANESIA POST

Pemuda Papua siap ‘berjihad’ Menolak dan Melawan Jihad FUI

by MELANESIA POST / 02 Jan 2015

Pemuda Papua Siap Menolak dan Melawan Jihad FUI Ketua Forum Gerakan Pemuda Baptis Papua (FGPBP), Turius Wenda...

Written by MELANESIA POST

FUI: Umat Islam Siap Berjihad Tumpas OPM dan RMS

by MELANESIA POST / 02 Jan 2015

FUI: Umat Islam Siap Berjihad Tumpas OPM dan RMS FUI: Umat Islam Siap Berjihad Tumpas OPM dan RMS JAKARTA (voa-is...

Written by MELANESIA POST

Habib Rizieq: Umat Islam siap jihad pertahankan Papua

by MELANESIA POST / 02 Jan 2015

Habib Rizieq: Umat Islam siap jihad pertahankan Papua Forum Umat Islam (FUI) mendesak pemerintah segera menindak tegas pelaku tero...

Written by MELANESIA POST

Anggota TNI 755 Menyiksa Warga Papua di Kurulu Wamena

by MELANESIA POST / 02 Jan 2015

Berita foto TNI 755 menyiksa warga papua di kurulu wamena Foto Berita Di Wamena Kosrat TNI 755 Menganijaya masyarakat Papua dan wi...

Written by MELANESIA POST

Pekerja Sex Komersial di Pasar Jibama, Kota Wamena perlu di tertibkan

by MELANESIA POST / 02 Jan 2015

Pekerja Sex Komersial di Pasar Jibama, Kota Wamena perlu di tertibkan (Foto/papua.kemenag.go.id) Keberadaan Lokalisasi PSK m...

Written by HEART OF PAPUA

6 Tips untuk mahasiswa agar siap bersaing di dunia kerja

by HEART OF PAPUA / 05 Dec 2013

6 Tips untuk mahasiswa agar siap bersaing di dunia kerja   1. Raih nilai bagus Merdeka.com - Kata-kata 'IPK harus tinggi' meman...

OLAHRAGA

5 Pemain Bola Yang Gak Tampan Tapi Punya Pacar Cantik

5 Pemain Bola Yang Gak Tampan Tapi Punya Pacar Cantik Bukan rahasia lagi banyak wanita cantik dan seksi yang bermimpi menjadi kekasih pemain sepak bola. Namun, tak semuanya memiliki pasangan yang tampan. Mencari kekasih atau ist...

More OLAHRAGA
More PEMERINTAH
More KESEHATAN
More SOSIAL BUDAYA

MASYARAKAT

Anggota TNI 755 Menyiksa Warga Papua di Kurulu Wamena

Berita foto TNI 755 menyiksa warga papua di kurulu wamena Foto Berita Di Wamena Kosrat TNI 755 Menganijaya masyarakat Papua dan wilayah  Kabupaten Wamena, di Kurulu dengan alasan yang jelas melakukan tindakan penganijayaan, ...

More MASYARAKAT

More MASYARAKAT

Misteri Pegunungan Jayawijaya

Posted by : Anonim on : Kamis, 07 Juni 2012 0 comments
Anonim
Saved under :

Misteri Pegunungan Jayawijaya


BAGI pendaki gunung, mendaki jajaran Pegunungan Jayawijaya adalah sebuah impian. Betapa tidak, pada salah satu puncak pegunungan itu terdapat titik tertinggi di Indonesia, yakni CarstenszPyramide dengan ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Jangan heran jika pendaki gunung papan atas kelas dunia selalu berlomba untuk mendaki salah satu titik yang masuk dalam deretan tujuh puncak benua tersebut. Apalagi dengan keberadaan salju abadi yang selalu menyelimuti puncak itu, membuat hasrat kian menggebu untuk menggapainya.
Tetapi, siapa yang menyangka jika puncak bersalju itu dahulunya adalah bagian dari dasar lautan yang sangat dalam!

“Pulau Papua mulai terbentuk pada 60 juta tahun yang lalu. Saat itu, pulau ini masih berada di dasar laut yang terbentuk oleh bebatuan sedimen. Pengendapan intensif yang berasal dari benua Australia dalam kurun waktu yang panjang menghasilkan daratan baru yang kini bernama Papua. Saat itu, Papua masih menyatu dengan Australia,” jelas ahli geologi Fransiskus Benediktus Widodo Margotomo saat memaparkan sejarah terbentuknya Pulau Papua.

Keberadaan Pulau Papua saat ini, lanjutnya, tidak bisa dilepaskan dari teori geologi yang menyebutkan bahwa dunia ini hanya memiliki sebuah benua yang bernama Pangea pada 250 juta tahun lalu. Pada kurun waktu 240 juta hingga 65 juta tahun yang lalu, benua Pangea pecah menjadi dua dengan membentuk benua Laurasia dan benua Eurasia, yang menjadi cikal bakal pembentukan benua dan pegunungan yang saat ini ada di seluruh dunia.

Pada kurun waktu itu juga, benua Eurasia yang berada di belahan bumi bagian selatan pecah kembali menjadi benua Gonwana yang di kemudian hari akan menjadi daratan Amerika Selatan, Afrika, India, dan Australia.

“Saat itu, benua Australia dengan benua-benua yang lain dipisahkan oleh lautan. Di lautan bagian utara itulah batuan Pulau Papua mengendap yang menjadi bagian dari Australia akan muncul di kemudian hari,” tambah sarjana geologi jebolan Universitas Pembangunan Nasional, Yogyakarta, pada 1986 ini.

Pengendapan yang sangat intensif dari benua kanguru ini, sambungnya, akhirnya mengangkat sedimen batu ke atas permukaan laut. Tentu saja proses pengangkatan ini berdasarkan skala waktu geologi dengan kecepatan 2,5 km per juta tahun.

Proses ini masih ditambah oleh terjadinya tumbukan lempeng antara lempeng Indo-Pasifik dengan Indo-Australia di dasar laut. Tumbukan lempeng ini menghasilkan busur pulau, yang juga menjadi cikal bakal dari pulau dan pegunungan di Papua.

Akhirnya proses pengangkatan yang terus-menerus akibat sedimentasi dan disertai kejadian tektonik bawah laut, dalam kurun waktu jutaan tahun menghasilkan pegunungan tinggi seperti yang bisa dilihat saat ini.

Bukti bahwa Pulau Papua beserta pegunungan tingginya pernah menjadi bagian dari dasar laut yang dalam dapat dilihat dari fosil yang tertinggal di bebatuan Jayawijaya.
Meski berada di ketinggian 4.800 mdpl, fosil kerang laut, misalnya, dapat dilihat pada batuan gamping dan klastik yang terdapat di Pegunungan Jayawijaya. Karena itu, selain menjadi surganya para pendaki, Pegunungan Jayawijaya juga menjadi surganya para peneliti geologi dunia.

Sementara terpisahnya daratan Australia dengan Papua oleh lautan berawal dari berakhirnya zaman es yang terjadi pada 15.000 tahun yang lalu. Mencairnya es menjadi lautan pada akhirnya memisahkan daratan Papua dengan benua Australia.

“Masih banyak rahasia bebatuan Jayawijaya yang belum tergali. Apalagi, umur Pulau Papua ini masih dikategorikan muda sehingga proses pengangkatan pulau masih terus berlangsung hingga saat ini. Ini juga alasan dari penyebutan Papua New Guinea bagi Pulau Papua, yang artinya adalah sebuah pulau yang masih baru,” tambah peraih gelar master di bidang Economic Geology dari James Cook University, Townswille, Australia ini.

Sementara keberadaan salju yang berada di beberapa puncak Jayawijaya, diyakininya akan berangsur hilang seperti yang dialami Gunung Kilimanjaro di Tanzania. Hilangnya satu-satunya salju yang dimiliki oleh pegunungan di Indonesia itu disebabkan oleh perubahan iklim secara global yang terjadi di daerah tropis.

Tidak ada komentar:

Leave a Reply

Terimakasih atas kunjungan anda. Silahkan tinggalkan pesan, kritik, saran dan komentar dari anda yang sangat kami harapkan.