Latest News


More

Bupati Lanny Jaya Beda Pendapat dengan Menkes Soal Program KB

Posted by : Anonim on : Jumat, 29 November 2013 0 comments
Anonim
Saved under : ,

Bupati Lanny Jaya Beda Pendapat dengan Menkes Soal Program KB

TIOM [PAPOS] – Bupati Lanny Jaya, Befa Yigibalom, SE, M.Si berbeda pendapat soal program nasional Keluarga Berencana (KB) dengan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, dr.Nasfian Mboi, Sp.A,MPH. Tingginya angka kematian yang Lanny Jaya, ia meminta kepada masyarakatnya terutama kaum ibu untuk bisa melahirkan anak sebanyak-banyaknya agar tanah luas yang dimiliki bisa diisi orang asli Papua.

“Angka kematian di pegunungan cukup tinggi, karena penyakit HIV/AIDS, TBC Paru dan ISPA. Untuk itu program di Lanny Jaya adalah wajib melahirkan anak seperti di Australia. Tanah yang besar ini harus didiami oleh orang asli Papua. Program orang pegunungan adalah No KB. Hanya di Pegunungan Tengah Papua, bukan di seluruh Indonesia,” tegas Befa pada pencanangan pembangunan kota mandiri, Tiom, Sabtu (20/7).

Menanggapi pernyataan Bupati Lanny Jaya soal KB, Menkes mengatakan, anak yang sehat hanya bisa lahir dari rahim yang sehat. Oleh karena itu, jika seorang harus melahirkan anak setiap tahun tentunya rahim dari seorang ibu tidak akan sehat dan anak yang dilahirkan tentunya tidak akan sehat.
Menkes menyadari keinginan Bupati Lanny Jaya yang ingin tanah yang dimilikinya bisa didiami oleh masyarakatnya secara luas, namun perlu diperhatikan mutu dari anak-anak yang dilahirkan untuk bisa menjadi pemimpin-pemimpin yang handal. “ Saya tahu bapak bupati adalah bupati yang luar biasa, yang diinginkan bukan banyak anak untuk mengisi tanah ini, akan tetapi mengharapkan banyak anak yang bermutu tinggi yang bersaing di seluruh dunia yang ke depannya akan menjadi pemimpin-pemimpin di Indonesia,” kata Menkes.
Menurut Menkes, sesuatu yang direncanakan dengan baik akan menghasilkan sesuatu yang baik pula, begitu pula dalam merencanakan sebuah keluarga dan anak. ”Untuk itu harus keluarga berencana bapak. Semua yang tidak direncanakan hasilnya akan tidak baik, termasuk melahirkan anak, harus direncanakan,” ujarnya.
Menkes minta kepada seluruh jajaran kesehatan perhatikan agar setiap calon ibu dan ibu hamil diberikan tetanustoxoid. Kalau sudah mendapat antitetanus, dari SD kemudian SMP sebelum dia hamil, maka anak-anak pun akan tehindar dari tetanus. Dengan upaya ini, tidak ada lagi tetanus di tanah ini.

Lanjut Menkes, pemberian berbagai vaksin bagi anak-anak termasuk di dalamnya antitetanus merupakan upaya dan kemampuan yang diberikan pemerintah. Dalam hal ini kementerian kesehatan sehingga bisa menghasilkan anak-anak tidak hanya cerdas, tapi juga anak yang tidak mati dini oleh karena tetanus dan penyakit-penyakit yang bisa dicegah. [rico]

Tidak ada komentar:

Leave a Reply

Terimakasih atas kunjungan anda. Silahkan tinggalkan pesan, kritik, saran dan komentar dari anda yang sangat kami harapkan.